MAKALAH
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
MENURUT
HAVIGHURST
DISUSUN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
LANDASAN
BK
OLEH
:
ALIM MAHFUD (5F) : 11125000
BAYU NUGROHO (5F) : 1113500035
MOHAMAD FURQONI AZIZ (5F) : 1113500086
PROGDI
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PANCASAKTI TEGAL
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MENURUT HAVIGHURST. Makalah
ini di buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah “Landasan BK” dengan dosen
pengampu ACHMAD SUHUD, M.Pd
Pada
kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih terutama
kepada :
1. Allah SWT
2. Kedua Orang Tua yang telah membiayai dalam
pembuatan makalah
3. ACHMAD SUHUD, M.Pd selaku
dosen pengampu
4. Teman-teman semua
Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan pada makalah ini, oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki makalah ini di masa yang akan
datang.
Semoga
makalah ini bermanfaat terutama bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Tiada
manusia yang sempurna, kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Terima
kasih.
Tegal,
20 Oktober 2015
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pada setiap
perkembangan kehidupan manusia, individu itu dituntut untuk menguasai kemampuan
berperilaku yang menjadi ciri bahwa perkembangannya berhasil dan normal. Jika
pada fase itu individu tidak mempunyai kemampuan berperilaku sepatutnya, sesuai
dengan tugas-tugas perkembangannya maka dianggap individu itu mengalami
kelambatan perkembangannya, atau penyimpangan perkembangan. Pencapaian
tugas-tugas perkembangan bukan hanya penting untuk fase perkembangan dimana
tugas-tugas perkembangan itu seharusnya muncul, tetapi juga penting untuk
pencapaian tugas-tugas perkembangan selanjutnya.
Demikian juga
tugas-tugas perkembangan pada fase dewasa, dapat tercapai dengan sempurna, jika
tugas pada periode remaja tercapai dengan sempurna pula, sebaliknya jika
pencapaian tugas-tugas perkembangan pada periode awal kehidupan individu tidak
sukses, maka pencapaian tugas-tugas perkembangan pada periode awal kehidupan
individu tidak sukses, maka pencapaian tugas-tugas perkembangan pada fase
berikutnya cendrung tidak sukses. Jika tugas-tugas perkembangan setiap fase
perkembangan kehidupan manusia berhasil atau sukses dicapai, maka individu ini
akan mengalami perasaan bahagia dan menjalani kehidupan dengan perasaan sukses baik
secara emosional, intelektual, dan moral.
2. IDENTIFIKASI MASALAH
Adapun identifikasi
masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
ü Apakah yang dimaksud dengan tahap tugas perkembangan?
ü Apakah tugas-tugas perkembangan masa bayi/anak anak?
ü Apakah tugas perkembangan masa remaja?
ü Apakah tugas perkembangan masa dewasa?
BAB II
PEMBAHASAN
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
Menurut Havighurst, tugas
perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan
individu pada fase-fase atau periode
kehidupan tertentu; dan apabila berhasil
mencapainya
mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya
apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan
perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.
v Adapun yang menjadi sumber dari pada
tugas-tugas perkembangan tersebut menurut
Havighurst adalah: Kematangan pisik,
tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai dan
aspirasi individu. Pembagian tugas-tugas
perkembangan untuk masing-masing fase dari sejak
masa bayi sampai usia lanjut dikemukakan
oleh Havighurst sebagai berikut:
1.
Masa bayi dan anak-anak
Ø Belajar berjalan
Ø Belajar mekan makanan padat
Ø Belajar berbicara
Ø Belajar mengendalikan pembuangan kotoran
tubuh
Ø Mencapai stabilitas fisiologik
Ø Membentuk pengertian sederhana tentang
realitas fisik dan sosial
Ø Belajar kontak perasaan dengan orang tua,
keluarga, dan orang lain
Ø Belajar mengetahui mana yang benar dan yang
salah serta mengembangkan kata hati
2.
Masa Anak Sekolah
Ø Belajar ketangkasan fisik untuk bermain
Ø Pembentukan sikap yang sehat terhadap diri
sendiri sebagai organism yang sedang tumbuh
Ø Belajar bergaul yang bersahabat dengan
anak-anak sebaya
Ø Belajar peranan jenis kelamin
Ø Mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca,
menulis, dan berhitung
Ø Mengembangkan pengertian-pengertian yang
diperlukan guna keperluan kehidupan
sehari-hari
Ø Mengembangkan kata hati moralitas dan skala
nilai-nilai
Ø Belajar membebaskan ketergantungan diri
Ø Mengembangkan sikap sehat terhadap kelompok
dan lembga-lembaga
3.
Masa Remaja
Ø Menerima keadaan jasmaniah dan
menggunakannya secara efektif
Ø Menerima peranan sosial jenis kelamin
sebagai pria/wanita
Ø Menginginkan dan mencapai perilaku social
yang bertanggung jawab social
Ø Mencapai kemandirian emosional dari orang
tua dan orang dewasa lainnya
Ø Belajar bergaul dengan kelompok anak-anak
wanita dan anak-anak laki-laki
Ø Perkembangan skala nilai
Ø Secara sadar mengembangkan gambaran dunia
yang lebih adekwat
Ø Persiapan mandiri secara ekonomi
Ø Pemilihan dan latihan jabatan
Ø Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
4.
Masa Dewasa Awal
Ø Mulai bekerja
Ø Memilih pasangan hidup
Ø Belajar hidup dengan suami/istri
Ø Mulai membentuk keluarga
Ø Mengasuh anak
Ø Mengelola/mengemudikan rumah tangga
Ø Menerima/mengambil tanggung jawab warga
Negara
Ø Menemukan kelompok sosial yang
menyenangkan
5.
Masa Usia Madya/Masa Dewasa Madya
Ø Menerima dan menyesuaikan diri terhadap
perubahan fisik dan fisiologis
Ø Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan
hidup sebagai individu
Ø Membantu anak-anak remaja belajar menjadi
orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia
Ø Mencapai dan mempertahankan prestasi yang
memuaskan dalam karir pekerjaan
Ø Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi
waktu senggang yang dewasa
Ø Mencapai tanggung jawab sosial dan warga
Negara secara penuh.
Robert J. Havighurst (1961) mengartikan tugas – tugas perkembangan itu
merupakan
suatu hal yang muncul pada periode tertentu
dalam rentang kehidupan individu yang apabila berhasil dituntaskan akan membawa
kebahagiaan dan kesuksesan ke tugas perkembangan
selanjutnya tapi jika gagal akan
menyebabkan ketidakbahagiaan pada individu yang
bersangkutan dan kesulitan – kesulitan
dalam menuntaskan tugas berikutnya.
Hurlock (1981) menyebut tugas – tugas perkembangan ini sebagai social expectations yang artinya setiap
kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang
penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui oleh berbagai usia
sepanjang rentang kehidupan.
Faktor sumber munculnya tugas – tugas
perkembangan :
v Adanya kematangan fisik tertentu pada fase
perkembangan tertentu
v Tuntutan masyarakat secara kultural :
membaca, menulis, berhitung, dan organisasi
v Tuntutan dari dorongan dan cita – cita
individu sendiri (psikologis) yang sedang
v berkembang itu sendiri : memilih teman dan
pekerjaan
v Tuntutan norma agama
Adapun tugas – tugas perkembangan pada
setiap fase perkembangan (Robert J.
Havighurst
(Monks, et al., 1984, syah, 1995;
Andrissen, 1974; Havighurst, 1976) ) sebagai berikut :
1.
Tugas – tugas perkembangan pada usia bayi dan kanak – kanak (0 – 6
tahun)
v Belajar berjalan.
v Belajar memakan makanan padat.
v Belajar berbicara.
v Belajar buang air kecil dan buang air
besar.
v Belajar mengenal perbedaan jenis
kelamin.
v Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
v Membentuk konsep – konsep (pengertian)
sederhana kenyataan sosial dan alam.
v Belajar mengadakan hubungan emosional
dengan orang – orang disekitarnya.
v Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk,
yang berarti mengembangkan kata
v hati.
Menurut beberapa ahli psikologi lainnya
tentang tugas perkembangan disetiap fase – fase
perkembangan 0 – 6 tahun :
1.
Charlotte Buhler (1930) dalam bukunya yang berjudul The first tear of
life :
a.
Fase pertama (0 – 1 tahun)
Belajar menghayati berbagai objek diluar
diri sendiri, melatih fungsi – fungsi motorik.
b.
Fase kedua (2 – 4 tahun)
Belajar mengenal dunia objektif diluar diri
sendiri, disertai dengan penghayatan yang bersifat subjektif. Misalnya anak
bercakap – cakap dengan bonekanya atau berbincang – bincang dan bergurau dengan
binatang kesayangannya.
c.
Fase ketiga ( > 5 tahun)
Belajar bersosialisasi. Anak mulai memasuki
masyarakat luas (pergaulan dengan teman sepermainan (TK) dan sekolah dasar.
Menurut Soe’oed (dalam Ihromi, ed., 1999 : 30) syarat penting untuk
berlangsungnya proses sosialisasi adalah interaksi sosial. A. Gosin (Soe’oed,dalam Ihromi, ed., 1999 :
30) : sosialisasi adalah proses belajar yang dialami oleh seseorang untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai – nilai dan norma – norma agar dia
bisa berpartisipasi sebagai anggota dalam masyarakatnya.
2.
Elizabeth B. Hurlock (1978) dalam bukunya Developmental Psychology :
a.
Prenatal, yaitu masa konsepsi anak sampai umur 9 bulan dikandungan ibu.
b.
Masa natal :
1.)
Infancy atau neonatus (dari lahir sampi usia 14 hari), penyesuaian
terhadap
lingkungan
2.) Masa bayi (2 minggu sampai 2 tahun),
bayi tidak berdaya dan sangat
tergantung pada lingkungan dan kemudian
(karena perkembangan) anak mulai
berusaha menjadi lebih independen.
3.) Masa anak ( > 2 tahun)
Anak belajar menyesuaikan diri dengan
lingkungan, sehingga dia merasa
bahwa dirinya merupakan bagian dari
lingkungan yang ada.
3.
Erik Erickson (1963) dalam bukunya Chilhood and Society : a. Masa bayi (0 – 1,5 tahun), anak belajar bahwa
dunia merupakan tempat yang baik baginya, dan ia belajar menjadi optimis
mengenai kemungkinan – kemungkinan mencapai kepuasan.
b.
Masa Toddler (1,5 – 3 tahun)
Anak belajar menggunakan kemampuan bergerak
sendiri untuk melaksanakan dua ugas penting, yakni pemisahan diri dari ibu dan
mulai menguasai diri, lingkungan, dan keterampilan dasar untuk hidup.
c.
Awal masa kanak – kanak ( > 4 tahun)
Anak belajar mencontoh orang tuanya, pusat
perhatian anak berubah dari benda ke orang.
2.
Tugas – tugas perkembangan pada masa sekolah (6 – 12 tahun)
Menurut
Robert J. Havighurst (Monks, et al., 1984, syah, 1995; Andrissen, 1974;Havighurst,
1976) tugas – tugas perkembangan masa ini adalah :
v Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk
melakukan permainan : bermain sepak
v bola, loncat tali, berenang.
v Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap
dirinya sendiri sebagai makhluk
v biologis.
v Belajar bergaul dengan teman – teman
sebaya.
v Belajar memainkan peranan sesuai dengan
jenis kelaminnya.
v Belajar keterampilan dasar dalam membaca,
menulis, dan berhitung
v Belajar mengembangkan konsep sehari – hari.
v Mengembangkan kata hati
v Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat
pribadi
v Mengembangkan sikap yang positif terhadap
kelompok sosial dan lembaga –
v lembaga.
Menurut ahli psikologi lain tentang tugas – tugas
perkembangan fase anak 6 – 12 tahun :
1.
Charlotte Buhler (1930) dalam bukunya yang berjudul The first tear of
life :
a.
Fase ketiga (6 – 8 tahun)
Anak belajar bersosialisasi dengan
lingkungannya.
b.
Fase keempat (9 – 12 tahun) Anak belajar mencoba,
bereksperimen,bereksplorasi, yang
distimulasi oleh dorongan – dorongan menyelidik dan rasa ingin tahu yang besar
2.
Elizabeth B. Hurlock (1978) dalam bukunya Developmental Psychology :
a.
Masa anak (6 – 11 tahun). Anak belajar menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
b.
Masa praremaja (11 – 12 tahun). Anak belajar memberontak yang
ditunjukkan dengan tingkah laku negatif.
3.
Erik Erickson (1963) dalam bukunya Chilhood and Society :
a.
Awal masa kanak – kanak (6 – 7 tahun)
Anak belajar menyesuaikan diri dengan teman
sepermainannya, ia mulai bisa melakukan hal– hal kecil (berpakaian, makan)
secara mandiri.
b.
Akhir masa kanak – kanak (8 – 11 tahun)
Anak belajar untuk membuat kelompok dan
berorganisasi.
c.
Awal masa remaja (12 tahun)
Anak belajar membuang masa kanak – kanaknya
dan belajar memusatkan perhatian pada diri sendiri.
3.
Tugas – tugas perkembangan remaja (adolescence) dan dewasa
Masa ini merupakan masa transisi yang dapat
diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat (Konopka, dalam Pikunas,
1976 ; Kaczman & Riva, 1996). Remaja
merupakan masa berkembangnya identity
(identitas) (Erik Erickson (Adams & Gullota, 1983 : 36 – 37; Conger, 1977 :
92 – 93)).
Identity adalah suatu pengorganisasian
dorongan – dorongan (drives), kemampuan-kemampuan (abilities), keyakinan –
keyakinan (beliefs), dan pengalaman – pengalaman
individu kedalam citra diri (images of
self) yang konsisten (Anita E. Woolfolk).
Lustin Pikunas (1976 : 257 – 259), masa
remaja akhir ditandai oleh keinginan yang kuat untuk tumbuh dan berkembang secara matang agar
dapat diterima oleh teman sebaya,
orang dewasa, dan budaya.
Menurut beberapa ahli tugas – tugas
perkembangan pada masa ini adalah :
1.
William Kay
v Menerima fisiknya sendiri beriku keragaman
kualitasnya.
v Mencapai kemandirian emosional dari
orangtua atau figur – figur yang menjadi
v otoritas.
v Mengembangkan keterampilan komunikasi
interpersonal dan belajar bergaul
v dengan teman sebaya atau orang lain baik
secara individual maupun kelompok.
v Menemukan manusia model untuk dijadikan
identitasnya.
v Menerima dirinya sendiri dan memiliki
kepercayaan terhadap kemampuannya
v sendiri.
v Memperkuat kemampuan mengendalikan diri
atas dasar prinsip atau falsafah
v hidup.
v Mampu meninggalkan masa kanak – kanaknya.
2.
Robert J. Havighurst (1961)
v Mencapai hubungan yang lebih matang dengan
teman sebaya.
v Mencapai peranan sosial sebagai pria atau
wanita.
v Menerima keadaan fisiknya dan
menggunakannya secara efektif.
v Mencapai kemadirian emosional dari orang
tua dan orang dewasa lainnya.
v Mancapai jaminan kemandirian ekonomi.
v Memilih dan mempersiapkan karir (pekerjaan).
v Belajar merencanakan hidup berkeluarga.
v Mengembangkan keterampilan intelektual.
v Mencapai tingkah laku yang bertanggung
jawab secara sosial.
v Memperoleh seperangkat nilai dan sistem
etika sebagai petunjuk/pembimbing
v dalam bertingkah laku.
v Mengamalkan nilai – nilai keimanan dan
ketakwaan kepada tuhan dalam
v kehidupan sehari – hari, baik pribadi
maupun sosial.
3.
Charlotte Buhler (1930) Belajar melepaskan diri dari persoalan tentang
diri sendiri dan lebih mengarahkan
minatnya pada lapangan hidup konkret, yang
dahulu dikenalnya secara subjektif
belaka.
4.
Elizabeth B. Hurlock (1978)
Belajar menyesuaikan diri terhadap pola –
pola hidup baru, belajar untuk memiliki
cita – cita yang tinggi, mencari identitas
diri dan pada usia kematangannya mulai
belajar memantapkan identitas diri
5.
Erik Erikson (1963)
Anak mulai memusatkan perhatian pada diri
sendiri, mulai menentukan pemilihan
tujuan hidup, belajar berdikari, belajar
bijaksana.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil pembelajaran
penulis selama melaksanakan penyusunan makalah ini, penulis dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
Tugas perkembangan adalah sesuatu tugas yang timbul pada periode tertentu
dalam kehidupan seseorang. Pembagian tugas-tugas perkembangan untuk masing-masing fase dari sejak masa
bayi sampai usia lanjut seperti yang dikemukakan oleh Havighurst sebagai
berikut:
·
Masa bayi dan anak-anak
·
Masa Anak Sekolah
·
Masa Remaja
·
Masa Dewasa Awal
·
Masa Usia Madya/Masa Dewasa Madya
2. Saran
Dengan
membaca makalah ini dan mengetahui tugas-tugas perkembangan manusia, diharapkan
agar pembaca dapat pengetahuan tentang tugas-tugas perkembangan manusia yang
dapat membantu bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya dan membantu agar
pembaca lebih memahami tugas-tugas individu, dan menghargainya.
DAFTAR PUSTAKA
Mudjiran,dkk . 2007 . Perkembangan Peserta Didik . padang : Unp press
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/remaja.html
Yusuf LN, Syamsu, H., Dr., M.pd. 2006.
Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sobur, Alex, Drs., M.si. 2003. Psikologi
umum. Bandung : Pustaka Setia.