Gambar unik untuk tebak tebakan ..

17.58 Add Comment
Salam sukses buat sobat semua, kali ni saya mau ngasih gambar gambar unik buat tebak tebakan nih langsung aja deh ceekidot...



1.  Dapatkah Anda menemukan Gambar tersembunyi?



 2. Temukan 30 Hewan dalam gambar ini


3. Temukan Orang di Gambar ini?


4. Temukan 9 Gambar tersembunyi?


 5. Temukan Gambar Bayi?


6. Temukan Wanita sedang tidur?


7. Temukan couple?!!!


8. #####@@@@!!!!


9. Ayooo, gambar apa coba yang Anda di bawah ini??!!


10. Gambar apa yang Anda lihat?!


11. Bisa gak temuka anjing di gambar di bawah ini?!


12. Ayoo semangat, temukan 5 binatang dalam gambar ini !?!


13. Lanjuttt, temukan lagi gambar yang tersembunyi dibawah:


14. Ada 12 gajah / 6 kepala??? hayoooo


15. Coba temukan 7 kuda dalam gambar ini?



16. Temukan 10 muka dalam gambar dibawah ini??!!


Udah puas belum nebak gambarnya? atau udah ketebak semua. Kalau semua dah ditebak sukses. okelah, 5 jempol buat Anda. hehehe! cukup sekian postingan tentang Kumpulan Gambar Unik Untuk tebak-tebakan

Kecerdasan Intrapersonal

11.50 Add Comment

Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami kekuatan dan keterbatasan diri, kesadaran akan suasana hati, kehendak, motivasi, sifat, keinginan, serta kemampuan berdisiplin diri, dan menghargai diri.
Kemampuan yang terkait dengan kecerdasan intrapersonal adalah:
  • Kemampuan mengenali identitas/jati diri
  • Kemampuan memahami kelebihan dan kelemahan diri
  • Kemampuan mengendalikan dan memotivasi diri
  • Kemandirian
Kegiatan-kegiatan yang dapat membuat anak memahami seluk beluk tentang dirinya seperti perasaannya, cita-citanya, kesukaannya dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan intrapersonal anak. Beberapa kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Mengenali diri secara fisik
Anak dapat diajarkan mengenal nama dirinya; misal: “Ini Nayla” sambil meletakkan tangan pada dadanya sendiri, selain itu anak juga bisa diberi pertanyaan tentang nama dari bagian-bagian tubuhnya sendiri sambil memegangnya, misal: “Mana rambutmu? mana matamu? mana kakimu?” dan seterusnya setiap kali anak merespon dengan memegang bagian dari tubuhnya yang diminta.
b. Mengenal warna kesukaannya
Anak diberi kartu warna yang bermacam-macam, kemudian setiap kali anak diminta untuk menyebutkan warnanya diserta pertanyaan: “Kamu suka atau tidak warna ini?” melalui kegiatan ini, anak selain dapat mengenal warna-warna kesukaannya juga dapat menstimulasi kecerdasan visual.
c. Mengenal buah-buah kesukaan dan binatang kesayangannya
Semuanya dapat dilakukan dengan kegiatan seperti point B. Kegiatan ini juga dapat menstimulasi kecerdasan naturalis.
d. Mengenal cita-citaku
Anak diberi serial gambar tentang berbagai profesi seperti dokter, guru, pilot, polisi, petani, penyanyi, pedagang, dll kemudian anak ditanya “Besok kalau besar pengen jadi apa?”
e. Mengenal dan mengungkapkan perasaan
Anak diberi serial gambar tentang berbagai ekspresi wajah senang, sedih, takut, dan marah. Setelah anak mengenal masing-masing gambar, kemudian diberi pertanyaan “Apa yang kamu rasakan apabila mainanmu dirusak oleh orang lain?” apabila anak menjawab “Saya marah”, maka anak diminta untuk merespon sambil menunjukkan gambar yang sesuai. Demikian juga seterusnya. Banyaknya variasi perasaan yang diungkap disesuaikan dengan tahapan usia dan kemampuan anak.
f. Memotivasi diri
Anak diminta untuk melakukan suatu kegiatan dengan sejumlah rintangan, misalnya berjalan melewati jembatan buatan sepanjang 5 meter, setiap meter diberi rintangan berupa tali rafia yang diikatkan di bagian tiang bambu sebelah kanan dan sebelah kiri, dan rintangan itu dipasang semakin jauh semakin tinggi namun masih dalam jangkauan anak. Setiap kali anak berhasil melampaui rintangan, dia diperbolehkan mengambil bendera kecil yang ada di tiang bambu tersebut. Semakin besar motivasi anak untuk mengatasi rintangan dan berhasil mengatasinya, semakin banyak bendera yang dapat dikumpulkan. Apabila ada anak-anak lain, mereka diminta melakukannya secara bergantian, sementara yang lain menunggu giliran dapat diminta bersorak-sorak untuk memberikan dukungan. melalui kegiatan ini anak dapat dilatih untuk memotivasi diri.

Kecerdasan Interpersonal

11.48 Add Comment
Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan memahami dan membedakan suasana hati, kehendak, motivasi dan perasaan orang lain. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ekspresi wajah, suara, maupun gerak isyarat tertentu. Individu yang memiliki kemampuan tinggi pada kecerdasan ini dapat memahami orang lain, sering menjadi pemimpin diantara teman-temannya, mengorganisasi dan berkomunikasi dengan tepat.
Kemampuan yang terkait dengan kecerdasan interpersonal adalah:
  • Kepekaan terhadap emosi, perasaan dan kehendak orang lain
  • Kemampuan bekerjasama dengan orang lain.
  • Kemampuan mengorganisir orang lain.
Kecerdasan interpersonal dapat distimulasi dengan kegiatan-kegiatan yang melibatkan orang lain, terutama yang dilakukan dengan bekerjasama. Beberapa permainan/kegiatan yang dapat diberikan antara lain:
1. Perkenalan dengan Orang Lain
Untuk anak-anak yang masih dibawah umur satu tahun, stimulasi ini dapat dilakukan dengan banyak membawa anak ikut serta pada berbagai kegiatan yang melibatkan orang banyak, misalnya pada kegiatan posyandu, kegiatan arisan, mengantar kakak ke sekolah dan lain sebagainya. Dengan terbiasa melihat orang banyak, anak akan tahu bahwa di luar dirinya dan keluarganya ada orang-orang lain lagi yang bisa bersama-sama dengan dirinya.
2. Bermain Gotong Royong
Untuk anak-anak yang sudah bisa bermain dengan keterampilan motoriknya, baik kasar maupun halus, maka berbagai permainan yang melibatkan kerjasama dengan orang lain dapat diperkenalkan. Misalnya:
a. Bermain memindahkan air; anak diberi seember air besar penuh, kemudian pada jarak 2 meter diberi ember yang sama besarnya tetapi kosong. Kemudian anak diberi gayung kecil dan ditugaskan untuk memindah air dari ember yang penuh ke ember yang kosong. Apabila anak terlihat kewalahan karena melakukannya sendiri, pendidik atau orang tua dapat meminta teman atau saudaranya untuk membantu. Setelah selesai, anak-anak ditanya, apa yang terjadi apabila ia harus melakukannya sendiri? Apa keuntungan kalau pekerjaan dikerjakan bersama-sama dengan orang lain? Dari kegiatan ini anak akan mengenal nilai kerjasama yakni pekerjaan yang berat menjadi ringan dan cepat selesai.
b. Bermain membangun istana pasir. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan mengajak anak-anak untuk bekerjasama, ada yang ditugasi untuk mengumpulkan pasir dengan sekop, ada pula yang ditugasi mengambil air, dan setelah itu anak-anak dapat membangun istana pasir bersama-sama dengan bimbingan orang tua dan pendidik.

Kecerdasan Visual-Spasial

11.47 Add Comment
Kecerdasan ini merupakan kemampuan memahami bangun tiga dimensi (ruang secara tepat). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada warna, garis, bentuk, ruang dan hubungan antar unsur-unsur tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan membeyangkan, dan menyampaikan ide dalam bentuk gambar dua mapun tiga dimensi.
Kemampuan yang terkait dengan kecerdasan visual-spasial adalah:
  • Mengenal bentuk, misalnya bentuk-bentuk geometri (bola, lingkaran, balok, wajik, segitiga, kubus, dll)
  • Mengenal warna
  • Membuat bentuk atau rancang bangun
Beberapa macam permainan yang dapat diterapkan guna mengembangkan kecerdasan visual-spasial adalh seperti berikut:
1. Bermain Warna
Orangtua atau pendidik dapat mengenalkan berbagai macam warna pada anak melalui krayon dan cat air. Permainan dengan cat air dapat dilakukan dengan mengenal warna-warna tertentu dan mencampur berbagai warna untuk mendapatkan warna baru. Permainan ini bermanfaat untuk melatih kepekaan anak pada berbagai warna, kemampuan selanjutnya akan mengembangkan jiwa seni anak.
2. Bermain Balok Kayu
Permainan balok kayu bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan anak untuk membuat rancang bangun tertentu. Dalam permainan ini anak dilatih membut berbagai bentuk bangun dari balok-balok kayu, seperti membuat rumah, menara, istana, jembatan, dll.
3. Bermain Bongkar Pasang
Permainan ini terbuat dari benda-benda kecil yang sama yang dapat dihubungkan satu dengan yang lain. Permainan bongkar pasang dapat merangsang kemampuan anak untuk membuat bentuk benda atau bengunan tertentu (misalnya mobil-mobilan, pistol-pistolan, dll). Permainan ini ditujukan untuk dapat merangsang kreatifitas anak.

4. Bermain Pasir
Bermain pasir memang membuat anak nampak kotor. Namun anak sangat senang dan menikmati jenis permainan ini. Pemainan ini dapat mengembangkan kemampuan anak merancang bangun dan mengembangkan kreatifitas anak. Orang tua dan pendidik perlu mengijinkan dan mengajak anak untuk bermain pasir yang ada di lingkungan dengan tetap melakukan pengawasan dan pengarahan tentang segala macam aktifitas anak.

Kecerdasan Natural

11.46 Add Comment
Kecerdasan natural merupakan kemampuan mengenali dan mengkategorikan hewan atau tumbuhan di lingkungan sekitar. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada gejala alam, seperti cuaca, bentuk awan, dan gunung-gunung.
Kemampuan yang terkait dengan kecerdasan naturalis adalah:
  • Kemampuan beternak
  • Kemampuan berkebun, memelihara tanaman
  • Kepekaan terhadap gejala alam
Kecerdasan naturalis dapat distimulasi dengan memperkenalkan dan menumbuhkan minat anak pada fenomena-fenomena alam, seperti pada tumbuhan, binatang, dan benda-benda alam lainnya. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Berjalan-jalan mengenal lingkungan luar rumah
Untuk anak-anak yang masih sangat kecil, maka stimulasi kecerdasan naturalis dapat dilakukan dengan membiasakan indera anak pada benda-benda alam, misalnya melihat pohon-pohon disekitar rumah atau di taman, mendengarkan gemericik air mengalir, suara ayam berkokok, kucing mengeong, cicak berdecak dan lain sebagainya.
2. Melihat gambar-gambar atau VCD tentang alam dan belajar mengenal nama-namanya
Untuk anak yang sudah lebih besar, misal 2-3 tahun mereka dapat diperlihatkan buku-buku bergambar yang berwarna tentang buah-buahan, tanam-tanaman, dan berbagai macam binatang serta pemandangan alam dan lautan. Disamping diperkenalkan pada penglihatan berbagai fenomena alam, anak sekaligus duperkenalkan pada sebutan nama masing-masing. Supaya anak lebih ingat, hendaknya cara memperkenalkan dilakukan melalui teknik bercerita, dengan demikian anak akan mengenal dan mengingatnya melalui suatu konteks.
3. Mengajak anak tamasya
Supaya anak lebih riil mengenal alam yang sudah banyak diperkenalkan lewat buku-buku bergambar, maka anak perlu diajak untuk bertamasya, sekali tempo ke pegunungan, lalu ke pantai, kemudian ke kebun binatang. Sambil bertamasya orang tua dan pendidik dapat mengajukan berbagai pertanyaan terkait dengan pengetahuan yang sudah dipelajari. kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan konsep tamasya ini dapat menggugah anak akan kecintaan kepada alam.

Kecerdasan Musik

11.45 Add Comment
Kecerdasan ini merupakan kemampuan memahami, membedakan, mengubah dan mengungkapkan bentuk-bentuk musikal. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada irama, pola titi nada dan melodi, dan warna nada atau warna suara lagu. Seseorang yang memiliki kecerdasan musik yang tinggi memiliki kemampuan yang baik dalam bernyanyi, bersenandung, dan bersiul atau bersuara-suara kecil, memainkan sebuah lagu, menggerak-gerakkan tubuh sesuai irama atau ikut bernyanyi dan memainkan alat musik.
Kemampuan yang terkait dengan kecerdasan musikal adalah:
  • Kepekaan terhadap bunyi dan suara.
  • Kemampuan bermain musik.
  • Kemampuan menyanyi.
Apabila anak sejak dini sering distimulasi dengan suara-suara, bunyi-bunyi terutama yang membentuk harmoni seperti musik, maka bagian otak kanan di wilayah perkembangan intuitif akan semakin peka. Kepekaan yang akan merangsang perkembangan kecerdasan emosi, antara lain kepekaan rasa seperti empati, simpati dan nilai rasa lainnya.
Stimulasi musikal hendaknya dilakukan secara variatif sesuai dengan tahapan usia. Bermacam-macam latihan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Membuat dan Mendengarka Variasi Nada dan Bunyi
Untuk anak-anak yang masih sangat kecil, orang tua atau pendidik dapat memperkenalkan bermacam-macam nada, bisa dengan alat musik mainan, yakni dengan memegang tangan anak untuk menekan atau memkul tuts-tuts alat musik itu sambil menyanyikan do re mi fa sol la si do. Permainan ini bisa diulang-ulang, sehingga anak tahu tuts yang berbeda akan menghasilkan bunyi nada yang berbeda. Disamping itu alat-alat rumah tangga yang bisa menghasilkan bunyi juga dapat digunakan untuk menghasilkan berbagai bunyi. Permainan ini tidak mengharapkan anak untuk menguasai musik, tetapi merangsang perkembangan kecerdasan musikal.
2. Menyanyi dan Menari
Untuk usia 1-3 tahun, anak dapat diperdengarkan berbagai lagu anak seperti “Balonku, Burung Kakatua, Pelangi, Bintang Kecil”, dan lain sebagainya. Tidak ada salahnya pendidik dan orang tua ikut bernyanyi mengiringi lagu yang didengar sambil melakukan gerakan-gerakan tari sederhana, dan anak akan mencoba meniru apa yang dilakukan orang tua dan pendidiknya.
3. Main tebak-Tebakab Judul Lagu
Untuk anak-anak yang sudah bisa menyanyikan berbagai lagu, maka untuk melatih dan menguji kepekaan terhadap nada, anak-anak dapat diajak bermain tebak-tebakan judul lagu; caranya orang tua atau pendidik memainkan sepenggal lagu instrumental bagian dari lagu anak-anak dengan alat musik, atau apabila tidak memiliki alat musik bisa menyanyikannya secara langsung nada-nada lagu itu tanpa disertai kata-katanya, kemudian anak diminta untuk menembak judul lagu itu. Apabila terdapat beberapa anak, mereka bisa diminta berlomba menebak. Kegiatan ini akan melatih kecerdasan musikal dan ingatan anak.

Kecerdasan Matematis-Logis

11.44 Add Comment
Kecerdasan matematis-logis adalah kecerdasan yang melibatkan keterampilan mengolah angka dengan baik dan atau kemahiran menggunakan penalaran atau logika dengan benar. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada hubungan logis, hubungan sebab akibat, dan logika-logika lainnya. Proses yang digunakan dalam kecerdasan matematis-logis ini antara lain klasifikasi (penggolongan/pengelompokan), pengambilan kesimpulan dan perhitungan.
Beberapa kecerdasan yang terkait dengan kecerdasan matematika-logika antara lain:
  • Membilang (mengurutkan angka dari kecil ke besar misalnya dari 1-20)
  • Mengenal konsep matematika secara sederhana misalnya konsep penjumlahan dan pengurangan
  • Mengenal konsep logika matematika sederhana misalnya lebih besar, lebih kecil, sedikit, banyak, jauh, dekat, panjang, pendek, dan lain-lain.
Beberapa permainan yang bisa digunakan untuk mengembangkan kecerdasan matematika logika antara lain:
1. Mengenal angka
Orang tua atau pendidik dapat membimbing anak PAUD dalam mengenal angka dengan berbagai macam permainan, diantaranya adalah: menyanyikan lagu (misalnya lagu “satu-satu aku sayang ibu”), bermain angka melalui gambar dan puzzle serta mengurutkan gambar bilangan dari yang kecil hingga yang besar juga mengenalkan anak pada mata uang yang dipergunakan.
2. Menghitung benda
Menghitung benda dapat dikenalkan dengan berbagai macam cara, diantaranya seperti menyanyikan lagu “Balonku ada 5″, mengajak anak-anak untuk menghitung jumlah benda-benda yang ditemui (misalnya ibu atau pendidik membawa buah mangga, anak diminta menghitung jumlahnya), anak juga dapat dilatih mengenal jumlah barang-barang yang dimiliki (misalnya berapa jumlah buku yang dimiliki, jumlah pensil yang dimiliki, dan lain-lain). Sejak kecil anak dapat dilatih untuk mengetahui jumlah uang yang dimiliki dan melakukan transaksi jual beli sederhana, seperti membeli makanan kecil atau permen.
3. Membandingkan benda
Pendidik atau orang tua dapat melatih anak membandingkan benda yang lebih besar dengan yang lebih kecil, yang lebih panjang dengan yang lebih pendek, yang lebih jauh dengan yang lebih dekat dan seterusnya. Permainan dengan membandingkan benda atau sesuatu tidak membutuhkan peralatan yang sulit, misalnya saja pendidik atau orang tua memasukkan air ke dalam dua gelas dengan volume air yang berbeda kemudian anak diminta untuk menilai, gelas mana yang isi airnya lebih banyak dan lebih sedikit.
4. Mengenal alat ukur
Selain mengenalkan berbagai macam ukuran serta bilangan, penting bagi pendidik dan orang tua untuk mengenalkan alat ukur kepada anak. Hal itu adalah untuk memberikan pengetahuan tentang fungsi dan kegunaan berbagai macam alat ukur, misalnya termometer untuk mengukur suhu badan, timbangan berat badan untuk mengukur berat badan dan lain sebagainya.

Kecerdasan Bahasa

11.42 Add Comment
Kecerdasan Bahasa adalah kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tertilis. Kecerdasan ini meliputi kemampuan menggunakan tata bahasa, bunyi bahasa, makna bahasa, dan penggunaan praktis bahasa. Dalam kehidupan sehari-hari kecerdasan bahasa bermanfaat untuk berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis.
Kemampuan yang terkait dengan kecerdasan bahasa adalah antara lain seperti:
  • Kelancaran berbicara, bercerita
  • Penguasaan kosakata yang bervariasi (bermacam-macam)
  • Kemampuan pada permainan yang terkait dengan kata dan bahasa
Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak, ada berbagai permainan yang dapat diterapkan dengan harapan permainan yang dilakukan akan dapat menstimulasi dengan mengajak berkomunikasi atau berbicara sehingga anak mampu menyampaikan ide, harapan atau keinginanannya. Berikut beberapa permainan yang dapat digunakan:
1. Mengenalkan nama-nama benda yang dijumpai di sekitar anak.
Mengenalkan berbagai nama benda di sekitar anak akan menambah kosakata anak. Orang tua atau pendidik PAUD dapat mengenalkan nama benda yang dijumpai atau dilihat anak. Misalnya anak dapat dikenalkan nama benda yang ada di sekitar anak, baik benda hidup maupun benda mati seperti nama hewan, nama tumbuhan, nama kendaraan, nama pekerjaan atau profesi. Pengenalan nama-nama benda juga dapat dikenalkan lewat gambar. Melihat gambar disamping dapat menambah kosakata anak juga merangsang anak untuk bertanya dan mengemukakan perasaannya.
2. Bercerita dari gambar
Sejak kecil orang tua dapat mengajak anak bercerita. Bahkan sejak dalam kandungan banyak orang tua yang mengajak berbicara janin yang masih dalam kandungan. Kegiatan ini akan merangsang otak anak untuk mengenali berbagai macam ekspresi. Dalam pendidikan baik dalam kegiatan belajar mengajar ataupun di dalam lingkungan keluarga, pendidik atau orang tua dapat mengajak anak bercerita yang bisa dilakukan dengan gambar ataupun buku cerita. Banyak dijumpai buku-buku cerita khusus untuk anak usia dini seperti cerita tentang dunia binatang, cerita khayalan, cerita kepahlawanan, ataupun cerita yang berhubungan dengan agama.
Bercerita tidak hanya dilakukan oleh orang tua, tetapi anak dapat pula diminta untuk bercerita dan orang tua mendengarkan. Kegiatan bercerita ini selain untuk mengembangkan kemampuan anak dalam berbicara dan mengeluarkan pendapat juga untuk mengembangkan imajinasi anak dan kemampuan memahami perasaan orang lain.
3.  Bermain puzzle huruf
Permainan ini dibuat dari huruf-huruf yang terpisah dan dapat disusun kembali menjadi rangkaian kata-kata. Melalui permainan ini anak dirangsang membuat rangkaian kata dari huruf-huruf yang disediakan juga untuk melatih penguatan memori terhadap huruf. Manfaat permainan ini dapat merangsang anak untuk berinteraksi dengan huruf dan kata sehingga anak akan menyukai kegiatan membaca.

Kecerdasan Kinestetik-Jasmani

11.41 Add Comment
Kecerdasan ini merupakan keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk menyampaikan ide dan perasaan, dan keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah suatu bentuk. Kecerdasan ini meliputi kemampuan fisik yang khusus, seperti koordinasi, keseimbngan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan maupun kemampuan menerima rangsangan panca indera.
Kemampuan yang terkait dengan kecerdasan kinestetik jasmani adalah:
  • Kemampuan menggerakkan anggota tubuh.
  • Kemampuan mengatur keseimbangan tubuh.
  • Kemampuan mengatur kelenturan tubuh.
  • Kemampuan menjaga kesehatan tunuh.
Beberapa bentuk permainan yang digunakan guna mengembangkan kemampuan kecerdasan kinestetik-jasmani adalah:
1. Permainana Olah Raga
Jalan, lari, berenang, main bola, senam, merupakan contoh permainan yang dapat mengembangkan kemampuan fisik atau olah tubuh anak. Orang tua dan pendidik dapat mengajak anak melakukan permainan olah raga secara rutin hari minggu atau hari-hari tertentu. Olah raga tidak hanya akan melatih kecerdasan kinestetik anak, melainkan juga bertujuan untuk menjaga kesehatan dan keseimbangan tubuh anak.
2. Gerak dan Lagu atau Menari
Permainan gerak dan lagu atau menari, bermanfaat bagi anak untuk mengembangkan kelenturan tubuh anak. Untuk anak usia dini bermain ini dapat dilakukan dengan gerakan-gerakan yang sederhana dengan tidak meninggalkan unsur gerak dan seninya.
3. Permainan Motorik Halus (dengan otot-otot kecil)
Berbagai kegiatan permainan dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak antara lain: mencoret-coret, menirukan pola gambar tertentu (balon, buku, bola, piring, gelas, dll), meronce, melipat, bermain plastisin, bermain pasar-pasaran, meletakkan benda-benda misalnya mainan pada tempatnya. Permainan bongkar pasang, balok kayu da bermain pasir juga bisa digunakan untk mengembangkan kemampuan motorik halus anak.
4. Permainan Motorik Kasar (dengan otot-otot besar)
Disamping permainan olah raga ada beberapa permainan yang dapat mengembangkan kemampuan motorik kasar anak, antara lain: bermain ayunan, jungkat-jungkit, plosotan, panjat-panjatan, gobag sodor, bermain sepeda, dll.

Tugas Pokok Guru Pembimbing

07.02 Add Comment
TUGAS POKOK GURU PEMBIMBING

A.    Latar Belakang
   Guru pembimbing tidak lepas dari tugas pokoknya yaitu guna terciptanya layanan yang maksimal, diantaranya penyusunan program rencana pelayanan bimbingan dan konseling. Langkah selanjutkannya adalah pelaksanaan setelah itu tentu harus adanya evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling. Untuk melaksanakan program pelayanan yang baik tentunya setiap guru pembimbing harus mengetahui tugas pokoknya. Semua itu agar tidak terjadi penyelewengan atau kekacauan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.

   Sebenarnya ditinjau dari tugas antara guru bimbingan dan konseling dan guru lain adalah sama, yakni sama-sama melakukan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis dan tindak lanjut. Yang membedakan adalah ranah atau skop dari kerja itu sendiri.
   Sebagai contoh guru bidang studi didalam mengevaluasi identik dengan angka, mungkin nilai anak didik tinggi atau rendah. Tetapi di dalam bimbingan dan konseling bukan dalam bentuk angka tetapi perubahan tingkah laku yang sebenarnya sangat sulit untuk di ukur.
   Oleh karena itu kita sebagai calon guru bidang studi harus mengetahuinya agar tidak salag persepsi terhadap guru pembimbing atau guru bimbingan dan konseling, untuk itu kita harus mempelajarinya dengan seksama. Maka guna kepentingan belajar kita, kami susun makalah ini dengan judul Tugas pokok guru pembimbing dan mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk kita.

B.     Bentuk Tugas Guru Pembimbing Di Sekolah
Spektrum tugas guru pembimbing yaitu melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling sangat luas, namun bukan tanpa batas atau tidak jelas.
Menurut SKB Mendikbud dan kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No.25/1993 bahwa kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah diampu oleh pejabat fungsional yaitu “guru pembimbing”, namun panggilan “guru pembimbing” akan di ganti dengan “konselor” jika yang bersangkutan berlatar belakang S1 (sarjana) BK dan telah menempuh pendidikan profesi konselor (PPK), istilah “konselor” akan digunakan sebagai pengganti istilah “guru pembimbing” yang diberi tugas tanggung jawab dan wewenang untuk menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling (sekarang layanan  konseling). Sebagai tenaga kependidikan istilah “konseling” telah dipepulerkan pada UURI No. 20 tahun 2003 BAB 1 pasal 6.
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong pelajar, widyaiseara, turut, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
            Sebagai pejabat fungsional guru pembimbing/ konselor dituntut melaksanakan berbagaitugas pokok fungsionalnya secara profesional adapun tugas pokok guru pembimbing menurut SK N. 84/1993 ada 5 yaitu :
a)      Menyusun program bimbingan
b)      Melaksanakan program bimbingan
c)      Evaluasi pelaksanaan bimbingan
d)     Analisis hasil pelaksanaan bimbingan
e)      Tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.

1.      Menyusun Program Bimbingan dan konseling
Tugas pokok pertama guru pembinbing adalah membuat persiapan atau membuat rencana pelayanan, semacam persiapan tertulis tentang pelayanan yang akan dilaksanakan. Apabila guru bidang studi dituntut untuk membuat SAP (satuan acara pembelajaran) atau RP (rencana pembelajaran) maka guru pembimbing juga dituntut untuk membuat tugas pokok yang sama yaitu rencana pelayanan atau dikenal SATLAN ( satuan layanan)
Ada beberapa macam program kegiatan yang perlu disusun oleh guru pembimbing(Prayitno, 1997) mengemukakan 5 program kegiatan bimbingan dan konseling yang perlu disusun yaitu (1) Program tahunan, (2) Caturwulan, (3) Bulanan, (4) Program mingguan, (5) Program harian.
a.       Program tahunan yaitu program bimbingan dan konseling meliputi kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas sekolah.
b.      Program semesteran yaitu program bimbingan dan konseling meliputi selama satu semester yang merupakan gambaran semesteran.
c.       Program bulanan yaitu program bimbingan dan konseling meliputi kegiatan selama satu bulan  yang merupakan gambaran program semesteran.
d.      Program mingguan yaitu program bimbingan dan konseling meliputi kegiatan selama satu minggu yang merupakan gambaran program bulanan.
e.       Program harian yaitu program bimbingan dan konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan gambaran dari program mingguan dalam bentuk layanan (satlan) dan atau kegiatan pendukung (satkung) bimbingan dan konseling.
Guru pembimbing pertama-tama dan paling utama dituntut untuk mampu menyusun satlan dan atau satkung serta mampu menyelenggarakan program yang tertuang dalam satlan dan satkung.

2.      Melaksanakan Program Bimbingan dan Konseling
Pelaksanaan kegiatan layanan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dipersiapkan pada bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, karier, kehidupan keragaman dan kehidupan berkeluarga. Dilaksanakan melalui 9 jenis layanan yaitu layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, layanan konten, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan mediasi dan layanan konsultasi.
3.      Mengevaluasi Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
Evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan menilai keberhasilan layanan dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karier, bimbingan kehidupan beragama dan bimbingan kehidupan berkeluarga. Kegiatan mengevaluasi itu meliputi juga kegiatan menilai keberhasilan jenis-jenis layanan yang dilaksanakan. Evaluasi pelaksanaan BK dilakukan pada setiap selesai layanan diberikan baik pada jenis layanan maupun kegiatan pendukung.
a.       Evaluasi/penilaian hasil pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan melalui 3 tahap (prayitno, 2000)
a)      Penilaian segera (laiseg), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan pendukung BK untuk mengetahui perolehan peserta didik yang dilayani.
b)      Penilaian jangka pendek (laijapen) yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan)
c)      Penilaian jangka panjang (laijapang)yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) untuk mengetahui lebih jauh dampak layanan atau kegiatan pendukung terhadap siswa.
b.      Pelaksanaan penilaian
Menurut prayitno (2000) penilaian dalam bimbingan dan konseling dapat dilakukan dalam format individual atau kelompok/klasikal dengan media lisan atau tulisan.

4.      Menganalisis Hasil Evaluasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Hasil evaluasi (tahap tiga) perlu dianalisis untuk mengetahui seluk beluk kemajuan dan perkembangan yang diproleh siswa melalui program satuan layanan. Menurut prayitno (1997 : 176) analisis setidak-tidaknya.
a.       Status perolehan siswa dan/atau perolehan guru pembimbing sebagai hasil kegiatan khususnya dibandingkan dengan tujuan yang ingin dicapai
b.      Analisis diagnosis dari pronogsis terhadap kenyataan yang ada setelah dilakukan kegiatan layanan/pendukung.

5.      Tindak Lanjut Pelaksanaan Program
Upaya tindak lanjut didasarkan pada hasil analisis. Menurut prayitno (1997 : 177) ada tiga kemungkinan kegiatan tindak lanjut yang dapat dilakukan guru pembimbing sebagai berikut :
a.       Memberikan tindak lanjut “singkat dan segera” misalnya berupa pemberian penguatan (reinforcement) atau penugasan kecil (siswa diminta melakukan sesuatu yang berguna bagi dirinya)
b.      Menempatkan atau mengikutsertakan siswa yang bersangkutan dalam jenis layanan tertentu (misalnya dalam layanan bimbingan kelompok atau konseling kelompok)
c.       Membentuk program satuan layanan atau pendukung yang baru, sebagai kelanjutan atau pelengkap layanan/pendukng yang terdahulu.

C.    Unsur Utama Tugas Pokok Guru Pembimbing.
Pada dasarnya unsur utama tugas pokok guru pembimbing mengacu pada BK pola 17 plus meliputi :
1.    Bidang bimbingan ( bidang pribadi, bidang sosial, bidang belajar, bidang karier, bidang kehidupan beragama, bidang kehidupan berkeluarga)
2.    Jenis pelayanan BK (layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan/penyalran, layanan konten, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling perorangan, layanan konseling kelompok, layanan mediasi, layanan konsultasi)
3.    Jenis kegiatan pendukung (aplikasi instrumentasi, himpunan data, kunjungan rumah, konverensi kasus, alih tangan, tampilan keperpustakaan)
4.    Tahap pelaksanaan(perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis, tindak lanjut)
5.    Jumlah siswa asuh yang ditanggungjawabi guru pembimbing minimal berjumlah 150 orang siswa.
Setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan guru pembimbing di sekolah harus mencangkup unsur-unsur tersebut di atas yaitu bidang bimbingan jenis layanan/kegiatan pendukung tahap yang ditunjukan untuk kepentingan semua siswa asuhnya.

D.    Pelaksanaan Beban Tugas
Pada setiap tahun ajaran baru masing-masing guru pembimbing menerima tugas darI kepala sekolah dengan cara penunjukan melalui surat pembagian tugas.
  1. Pembagian siswa asuh diantara guru pembimbing
            Pada dasarnya, seluruh siswa yang ada di sekolah menjadi siswa asuh guru pembimbing. Namun perlu penetapan jumlah siswa asuh masing-masing guru pembimbing. Tentang pembagian jumlah siswa asuh masing-masing guru pembimbing telah diatur dalam SKB mendikbud kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1992 poin 3, 4, 7, 9 bunyi pasl ini sebagai berikut :
Point   (3) Jumlah peserta didik yang harus dibimbing oleh seorang guru pembimbing adalah 150 orang.
 (4) Kelebihan peserta didikbagi guru pembimbing yang dapat diberi angka kredit adalah 75 orang, berasal dari pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
(7) Guru pembimbing yang menjadi kepala sekolah, wajib melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap 40 orang peserta didik.
(9) Guru sebagaimana tersebut ayat (7) yang menjadi wakil kepala sekolah wajib melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap 75 orang peserta didik.
2.  Beban kerja
Beban kerja guru pembimbing dengan guru mata pelajaran pada dasarnya setara/sama yaitu minimal 24 jam satu minggu seperti yang tercantum dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 35 poin (2) disebutkan bahwa beban keja guru sebagaimana yang dimaksud  pada ayat (1) adalah sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka  dan sebanyak-banyaknya 40 jam tatap muka dalam satu minggu.
            Apabila guru mata pelajaran atau guru praktek mengajar sebesar 24 jam satu minggu, maka guru pembimbing melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling sebanyak 24 jam juga. Jika setiap satu kali kegiatan mengajar diperlukan  2 jam tatap muka maka guru mata pelajaran atau guru praktek melaksanakan kegiatan mengajar sebanyak 12 kali pengajaran.
                        Demikian pula beban kerja guru pembimbing, jika 1 kali kegiatan layanan BK dihargai 2 jam, maka guru pembimbing wajib melaksanakan kegiatan sebanyak 12 kali kegiatan BK untuk satu minggu.

3.   Waktu Pelaksanaan Kegiatan
                        Pelaksanaan layanan BK dapat dilaksanakan di dalam jam pelajaran sekolah dan di luar jam sekolah (panduan pengembangan dari 2006 : 9-10)
a.       Di dalam jam pelajaran sekolah
1.      kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi serta layanan/kegiatan lain dapat dilakukan di dalam kelas.
2.      volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 jam per kelas perminggu  dan dilaksanakan terjadwal.
3.      kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustakaan dan alih tangan kasus.
b.      Diluar jam pelajaran sekolah
1.      kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan mediasi serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
2.      satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/diluar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 jam pembelajaran tatap muka di dalam kelas.
3.      kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran sekolah madrasah maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan konseling. Diketahui dan dilaporkan kepada pembina sekolah/madrasah.

E.     Penutup
  1. Kesimpulan
Dari uraian tersebut maka kami menyimpulkan bahwa tugas pokok guru pembimbing dalam melaksanakan tugasnya sangat luas namun bukan tanpa batas atau tidak jelas. Oleh karena sudah menjadi keseharusan bagi guru pembimbing untuk mengetahui tugas pokoknya sebagi guru pembimbing serta sanggup melaksanakan tugasnya dengan baik yaitu sesuai dengan penyusunan program bimbingan dan konseling yang dibuat  serta sesuai dengan aturan yang berlaku.
Program atau rencana tersebutpun tidak mungkin berlajalan dengan sendirinya tanpa adanya keterkaitan dari lembaga atau pihak-pihak yang terkait, dan kesemua itu harus dipahami secara utuh agar pelaksanaan bisa mencapai angka optimal atau maksimal.
  1. Saran
Pemakalah menyadari dalam proses pembuatan dan penyampaian makalah terdapat banyak kesalahan dan kekhilafan, pemakalah sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pemakalah guna mengingatkan dan memperbaiki setiap kesalahan yang ada dalam proses pembuatan dan penyampaian makalah. Terakhir tidak lupa pemakalah mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT serta terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam proses pembuatan makalah




DAFTAR PUSTAKA


Suhertina (2008), Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Pekanbaru: Suska Press.
Sukardi, Dewa Ketut (2008), Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta.